Nostalgia Bersama, 26 Tahun Smasa Kubar

Oleh Amatus Bhela

            SMA Negeri 1 Kupang Barat dengan Akronimnya Smansa Kubar,  30 Januari 2023 genap berusia 26 tahun. Memperingati berdirinya sekolah kebanggaan masyarakat Kupang Barat, ini  tidak dirayakan secara besar-besaran atau istimewah dan khusus. Atas kesepakatan dan kesepahaman segenap pihak di sekolah; kepala sekolah, para guru dan pegawai, hari ini Senin (30/01)  dalam nuansa  kekeluargaan dan persaudaran,  diadakan acara syukuran sederhana, bertempat di Depot  Ikan Bakar Om Kas di Tapak Kelurahan Batakte.

                Pengemas Acara, Indri Amtiran, M.Si,M.Si dan Niko Laidat, S.Pd.Ag berhasil menyulap suasana acara menjadi hangat, ceria dan penuh  tawa  canda. Robertus Seke, S.Pd, guru senior pengajar mata pelajaran Biologi, didaulat menceritakan pengalamannya ketika menjadi salah satu guru pertama, ketika Smansa Kubar berdiri. Beliau dengan semangat berkisah tentang awal mula memasukan lamaran menjadi guru honorer BP3 tepatnya tanggal 10 Agustus 1997. “Saya masuk dalam ruangan  kepala sekolah,  (pak Hengky Mesang) tanya,  mana kau punya berkas, kau tamat Undana?”  beber pak Robert mengawali nostalgianya. Ternyata beliau langsung diterima dan diminta kepala sekolah untuk mengajar hari itu juga. “Kau langsung mengajar  ini hari, karena guru yang ada hanya pak Lores Tolu”, kenangnya. Lanjut pak Robert, keesokan harinya datang pak Marthen Tabun. Jadi guru yang ada waktu itu selain kepala sekolah ada, Lores H. Tolu, S.Pd, Drs. Marthen Tabun, dan ia sendiri. Tidak lama berselang datang beberapa guru baru. Mereka adalah pak Hen (kepsek saat ini), ibu Nike, dan guru lainnya.  Jumlah siswa  27 orang dihimpun dalam satu rombel.

Foto bersama HUT

            Mengungkapkan kesannya menjadi guru pertama waktu itu, pak  Robert bilang kalau gedungnya memang sangat bagus. Ada persoalan yang dihadapi yakni ligkungan sekolah yang belum aman dan nyaman, karena masih terbuka, serta ditumbuhi banyak pohon lontar, duri lem dan alang-alang. “Kondisi lingkungan sekolahnya memprihatinkan, hanya ada pohon tuak (lontar), pohon duri karet, dan ditumbuhi alang-alang” ungkap guru asal Nagekeo Flores ini. Untuk mengamankan lingkungan sekolah, kepala sekolah mewajibkan siswa dan kami guru membuat pagar dari kayu setiap hari. Telapak tangan kami hancur karena harus tikam pagar sebelum pulang”. Bandingkan dengan saat ini, lingkungan sekolah kita paling bagus dinikamati manusia dan hewan, bila  dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di kabupaten Kupang”, ujarnya.

Gaya Bebas

Disinggung tentang semangat belajar anak didik pada masa itu, kata beliau, semangat anak-anak waktu itu sangat tinggi, karena ada ujian nasional. Lebih lanjut, Ia mengungkapkan rasa bangganya, karena saat ini ada banyak mantan siswa sudah menjadi guru seperti dirinya. “Saat ini banyak mantan siswa  yang sudah menjadi rekan guru. Ini menjadi kebanggaan saya. Lebih membanggakan lagi, pada waktu itu ada satu siswa sampai dikirim ke luar negri yaitu pak Buce Tunliu yang kini menjadi rekan guru. Waktu itu saya menjadi wali kelasnya”, ungkap pak Robert bernada bangga, disambut aplaus rekan-rekan guru dan pegawai. Nampak pak Buce hanya tersenyum simpul di antara rekan-rekan di sisi kiri kanannya. Selain  testimoni  pak Robert, tampil pula salah satu guru junior  alumna Smansa Kubar,Magdalena Oematan, S.Pd, kini menjadi guru PPPK  yang ditempatkan di Smansa Kubar. Ibu guru periang dan suka humor ini mengungkapkan rasa bangga pada almamaternya yang kini memasuki usia ke 26 tahun. “Saya bangga dengan almamater saya. Saya ingat waktu sekolah, kami selalu diarahkan untuk disiplin. Kalau datang terlambat, bapak kepala sekolah bapak Imanuel Buan, menghukum kami berdiri menghadap dan menghormati tiang bendera”, kenang ibu guru muda ini sambil tersenyum malu. “Saya mungkin harus lebih banyak belajar untuk  lebih disiplin sebagai seorang guru. Selain itu, lanjut  ibu Tio, demikian  namanya  biasa disapa, mengungkapkan rasa kagumnya, bahwa di SMA Negeri 1 Kupang  Barat ada suasana kekeluargaan yang erat. Semoga  almamater saya semakin jaya, semakin  sukses sesuai dengan moto sekolah CEGALITAS dan menghasilkan guru dan murid yang berkualitas, harapnya.

          Siswa Angkatan Pertama

  Om Ba’i si “mantan”  siswa pertama Smansa Kubar

            Suasana semakin hidup ketika Mikhael Laiputa alias Om Ba’i diminta menyampaikan nostalgia ketika menjadi siswa Smansa Kubar. “Beta alumni pertama SMA Negeri 1 Kupang Barat. Demikian om Ba’i mengawali kisahnya. “Waktu tamat SMP tahun ‘ 92, saya  nganggur lima tahun. Tahun ‘ 97 SMA Kupang Barat buka. Bayangkan, saya  lima tahun di luar tentu pergaulan sudah bebas”, bebernya disambut gelak tawa rekan-rekannya. Tiba-tiba ada smansa, saya langsung daftar.  Orang kampung bilang  He! om Ba’i sudah sekolah. Waktu itu  memang semangat. Jam 6 pagi teman-teman masih bakar kotoran di pinggir jalan, Ba’i sudah ada di sekolah. Karena terlalu semangat, akhirnya keluar”, kisahnya dengan polos. Menurutnya suka duka, memang luar biasa, dia(smansa) berbeda dengan sekolah lain. Karena di Smansa Kubar hubungan antara guru dengan siswa itu sangat erat. Guru ramah dengan siswa, hubungan guru dengan siswa seperti bapak dengan anak, atau kakak dengan adik. Itu yang saya rasakan”, ujar security senior dengan ekspresi serius. Om Ba’i bercerita pula kisah konyol saat mengikuti kompetisi bola voly di Stadion Merdeka Kupang. Kata beliau,  pak Hengky Mesang (kepala sekolah)  diberi kartu merah oleh wasit gara-gara kelewat hura-hura mendukung mereka saat bertanding. Sesungguhnya kami rebut juara 2, tapi di DO, katanya. (Mungkin masksud om Ba’i didiskualifikasi).

Dengan gaya bicaranya yang khas, beliau mengenang kembali saat bermain sepak bola di Stadion Oepoi Kupang. Timnya berhadapan dengan SMAN 1 Kupang. Ketika bermain, justru mereka (Om Ba’i) diteriaki sebagai anak sekolah tua. Ada juga yang bilang penjaga sekolah. Pemicunya ada mantan siswa yang pindah ke SMAN 1 Kupang. Dia kenal kita yang sudah keluar. Akhirnya tim kitadi DO(diskualifikasi) katanya. Kisah menarik lainnya, om Ba’i adalah orang yang mengusulkan pada kepala sekolah wkatu itu,  untuk membuka jalan masuk yang ada saat ini. Sarannya diterima, dan akhirnya  kepala sekolah mewajibkan setiap siswa membawa satu buah batu karang setiap pagi untuk membuat jalan masuk agar terhindar dari genangan lumpur. Luar biasa!!

Kepala Sekolah: Saya Bahagia

Sambutan KepsekKepala SMA Negeri 1 Kupang Barat Hendrikus M.Buan S.Pd, mengungkapkan rasa bangga dan bahagia, ketika diadakan acara sederhana mensyukuri 26 tahun berdirinya sekolah.”Saya secara pribadi senang sekali dan bahagia, karean hari ini adalah  momen bahagia yang kita rasakan, di mana ulang tahun SMA Negeri 1 Kupang Barat  ke 26 kita laksanakan di tempat ini,walaupun sederhana”, ungkapnya. Lebih lanjut beliau mengungkapkan rasa  terima kasih kepada bapap Kas yang bersedia menyiapkan tempat bagi berlangsungnya acara.  “Saya tidak cerita banyak. Saya yakin itulah perjalanan sekolah kita.  Yang menjadi serita adalah teman guru kita yang dulu sekolah dan sekarang menjadi guru di situ. Mereka  bercerita yang paling pas. Saya sendiri punya kebanggaan   luar biasa, bahwa anak-anak didik saya yang dulu saya mengajar, saat ini mengajar seperti yang saya ajar. Anak-anak papak/ibu juga besok- bsok akan berdiri sama seperti saat ini.  Kita bersyukur dan berdoa agar sekolah kita tetap diberkati Tuhan dan kita masih diberikan berkat melalui anak-anak didik kita di tempat kita melangsungkan proses pendidikan di Kupang Barat agar berlangsung dengan baik. Bedasarkan moto kita, CEGALITAS, dari moto itu kita tetap semangat melakukan tugas dan pekerjaan kita.  Di usia ke 26 ini, saya mau katakan begini; tidak usah kuatir dengan apa yang akan terjadi besok, karena burung tidak ada tempat tinggal saja, Tuhan pelihara, apalagi kita. Jadi pasti Tuhan akan bekerja di setiap pihak yang memiliki kewenangan untuk membelakukan regulasi.  Terutama teman-teman yang saat ini bergumul dengan kehidupan masingmasing, untuk menuju suatu status yaitu menjadi ASN.  Kita doakan, pemerintah akan memberikan regulasi,  pada akhirnya berpihak pada kita. Kita tetap bersemangangat melaksnakan tugaskita  di usia yang ke 26 ini. Selanjutnya kita serahkan kepada Tuhan, Tuhan meberkati kita semua. Ujar beliau menutup sambutan singkatnya.

Untuk diketahui, SMA Negeri 1 Kupang Barat di usianya ke 26, sudah  dipimpin oleh 4 kepala sekolah hingga saat ini. Masing-masing Drs. Hengky Mesang. Drs. Imanuel M. Buan, Eliazer Teuf, S.Pd, dan kini dipimpin Hendrikus M.Buan, S.Pd . Dirgahayu SMA Negeri 1 Kupang Barat.

Batakte, 30 Januari 2023